Advertisement

Promo November

Gelar Rakorda, Ini Tantangan TPID DIY Menjaga Inflasi Sesuai Target

Anisatul Umah
Sabtu, 19 Oktober 2024 - 10:47 WIB
Sunartono
Gelar Rakorda, Ini Tantangan TPID DIY Menjaga Inflasi Sesuai Target Inflasi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) membicarakan tentang upaya-upaya agar inflasi DIY sesuai target sasaran 2,5% plus minus 1%. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim mengatakan TPID DIY menghadapi berbagai tantangan.

Di antaranya dinamika kondisi pasokan dan permintaan akibat pengaruh musiman maupun struktural, nilai tambah komoditas yang terbatas seiring belum optimalnya hilirisasi, dan peranan offtaker lokal yang belum optimal.

Advertisement

"Berkaca pada kondisi tersebut, TPID DIY menginisiasi pelaksanaan Rakorda TPID se-DIY yang juga melibatkan Kemenko Perekonomian," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Sabtu (19/10/2024).

BACA JUGA : Jogja Alami Kenaikan Inflasi Tahunan, Ini Komoditas Pemicunya

Ia menjelaskan pada September 2024 DIY kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,10% secara bulanan atau (month-to-month/mtm), dan secara tahunan inflasi DIY mencapai 1,85% (year-on-year/yoy). Menurutnya deflasi yang terjadi di DIY dipicu oleh harga komoditas yang mulai menunjukkan normalisasi.

Salah satunya diindikasikan dengan penurunan harga komoditas pangan, khususnya beras, cabai dan bawang, namun masih berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP). Dan lebih tinggi dari harga terendahnya dalam 5 tahun terakhir sehingga margin keuntungan bagi produsen masih relatif terjaga.

Ibrahim menyebut ada beberapa hal yang berpotensi mempengaruhi kondisi inflasi DIY ke depan. Di antaranya pengembangan inovasi teknologi pertanian yang masih terbatas, kondisi iklim La Nina di akhir tahun yang berpotensi memberikan dampak terhadap produksi pangan.

Kemudian aliran pasokan komoditas pangan ke luar DIY yang relatif besar, serta perlunya dorongan hilirisasi pangan untuk menjaga stabilitas harga, meningkatkan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja.

Lebih lanjut dia mengatakan kondisi permintaan dan daya beli di DIY masih relatif terjaga. "Tercermin dari indeks penjualan makanan dan minuman yang meningkat, didukung kepercayaan konsumen yang masih optimis," jelasnya.

Merespon kondisi ini, Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono menyarankan untuk melakukan komunikasi secara intensif dengan petani, pedagang, pelaku usaha, serta masyarakat untuk mengelola ekspektasi. Baik dari sisi kepastian produksi, distribusi hingga pola konsumsi.

Selain itu, mendorong optimalisasi peran off-taker lokal termasuk menciptakan kemitraan dengan industri, memprioritaskan penggunaan belanja pemerintah daerah untuk antisipasi dampak inflasi pada perekonomian. Lalu penguatan sinergi dalam upaya intervensi pasar dan inovasi daerah untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian.

"Dan juga optimalisasi lahan tidur atau tanah kas desa dalam rangka memperkuat produksi pertanian," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement